Selasa, 31 Mei 2016

FEATURE (Kejamnya Gerbong Satu)


Pemandangan sangat biasa jika menyaksikan desakan penumpang di kereta, letak strategis ibukota menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk menatap di Jakarta yang sudah padat dari dulunya. Dalam keseharian, ribuan pengguna KRL terutama di gerbong wanita bertumpukan di peron. Entah karna kepentingan pekerjaan, liburan, dan hal lainnya. Diantara penumpang peron pertama dan terakhir itu, adalah ibu-ibu dan anak kecil. Sebagian lain remaja, juga wanita karier lainnya. Berdempetan, berdesakan sudah menjadi rutinitas, jika tidak berpegangan dengan hati-hati, kecelakaan bisa saja terjadi, penumpang tersebut bisa saja jatuh dan diinjak-injak penumpang lain.

Jarak antara pintu penumpang dengan peron-pun bisa dikatakan rawan, penumpang bisa salah langkah dan terperosok diantara peron. Terlebih bagi ibu-ibu lanjut usia, ibu-ibu yang menggendong anaknya, dan juga penyandang disabilitas.


Foto diatas diambil di stasiun Tanjung Barat, 29/04 pukul 11.30 kereta jurusan Jakarta Kota. Siang hari saja, juga bukan jam kerja, kepadatan sudah membludak seperti ini. Masinis didekat pintu, sampai mengangkat tangan, mengisyaratkan agar penumpang lain menunggu kereta selanjutnya. Apalagi pada pagi ataupun sore hari.
Sama halnya juga terjadi pada Kereta jurusan Bogor dan kereta jurusan Bekasi., jika sore sangat padat. Begitupun sebaliknya, pagi hari dan siang kereta jurusan Jakarta Kota atau Tanah Abang yang padat.

Hal ini sudah menjadi hal yang lumrah bagi pengguna setia KRL, banyak kejadian menegangkan yang tak hanya terjadi di stasiun, namun juga saat kereta melaju. Saat penumpang berbondong mengejar lajur kereta, ramai. Ada diantara mereka yang tak ‘dengan cepat’ memasuki kereta segera, dan jadilah jari mereka ataupun satu bagian kaki mereka terjepit dipintu. Entah memang masinis yang terlalu cepat menutup pintu atau mereka yang lalai. Hal ini tentu saja mengganggu perjalanan, mengakibatkan keterlambatan, baik itu akan pergi maupun ke perjalanan pulang.

Berbagai peringatan tak lengah diumumkan masinis, mereka juga mencetak berbentuk pamflet kecil lalu ditempelkan disemua gerbong kereta. Namun kejadian ini selalu saja ada, seakan rutinitas. Keributan juga sering terjadi pada gerbong pertama dan terakhir, gerbong khusus wanita. Karna kebanyakan isinya wanita, mereka tak mau tau satu sama lain. Tidak seperti di gerbong laki-laki, ada diantara mereka yang mempersilahkan duduk ibu-ibu atau perempuan lainnya jika berdiri. Tak semuanya memang, namun setidaknya mereka menghormati. Tidak dengan gerbong pertama dan terakhir ini, ada ibu-ibu hamil dan menggendong anak kecil menaiki kereta, sebagian remaja yang duduk malah tak perduli. Mereka sibuk dengan gadget masing-masing dikursinya tanpa memperdulikan ibu-ibu itu. Secara tak langsung mereka seolah mengoceh,”udah tau hamil. Masi aja naek kereta, ga tau diri tuh,” batin mereka. Disisi lain, ada benarnya juga raut muka dan omongan tak langsung remaja ini, namun bagiamana, keharusan membuat ibu-ibu itu naik kereta, dalam kata ‘terpaksa’ , siapa yang tau.

Sesekali terdengar kabar, juga pernah terjadi kecopetan di gerbang wanita. Keharusan berdempetan dengan pengguna lain, menjadikan peluang tersendiri bagi si-tangan panjang.

Meskipun demikian, penumpang KRL dari hari ke hari tak mengalami perubahan sedikitpun, malah semakin banyak. Dengan alasan macet, menempuh jalan darat dengan angkot atau bus akan mengakibatkan keterlambatan bagi segala aktivitas mereka. [FHR]


Minggu, 04 Oktober 2015

Rupiah melemah, Dollar naik?


Pelemah rupiah dengan interupsi kenaikan dollar saat ini mencapai puncak paling parah, bahkan telah mencapai 15000 dan akan terus berlanjut.

Isu yang beredar, dikabarkan karna semakin maraknya makanan-makanan juga minuman luar negri  terjual laris di Indonesia. Mengakibatkan kurangnya partisipasi warga dalam negri untuk memasarkan produknya, kemiskinan dimana-mana karna kebanyakan penduduk Indonesia cendrung menggemari produk luar negri dibanding produk lokal. Untuk itu sebagai generasi muda penerus bangsa, marilah kita save rupiah dengan cara:
1.      Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman asing, seperti, Coca Cola, Fanta, Sprite, Big Cola, KFC, Mc. Donald, Dunkin Donut, dan lainnya dari Amerika.
2.      Konsumsilah makanan atau minuman buatan negri sendiri, misalkan pedagang-pedagang kecil sekitaran rumah, yang nantinya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belanjakan uangmu ke local store, dengan harapan uang tersebut dapat terus berputar dalam negri sendiri. Dengan begitu, ketika ekonomi dunia goyang, dan investor menarik uangnya ke Negara masing-masing, maka masih tersisa (harusnya banyak) uang yang dimiliki oleh pelaku ekonomi kecil untuk tetap menggerakkan ekonomi di negaranya sendiri.

Mari kita lakukan tindakan kecil ini, seperti yang telah dilakukan Negara Jepang, setelah tiga bulan makanan dan minuman dari Amerika Bangkrut pemasarannya di Negara tersebut.

“Ayo generasi bangsa tunjukkan tanggung jawabmu demi bumi pertiwi! Ayo susul Jepang. Reformasi belum selesai” #saverupiah



Perihal kebijakan pemerintah itu juga menentukan, tapi bukan jangkauan kita untuk memutuskan kebijakan tersebut. Kita tunggu saja bagaimana penanganannya, ada baiknya kita memulai dari diri sendiri untuk bertindak, untuk Indonesia lebih baik.

Rabu, 03 Juni 2015

Tabrakan di Pancoran

Jakarta Selatan, 31/05/2015 Telah terjadi tabrakan malam kemarin di bawah fly over Pancoran, Jalan Letnan MT Haryono depan Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya, arah jalur ke Bekasi. Kejadian yang berlangsung setelah Isya berkisar pukul 19.00-20.00 Wib ini, tidak menimbulkan korban jiwa.

“Awal kasus datang dua orang pengendara Mobil cat hitam dengan pengendara motor kesini. “ungkap Brigadir Surya(29) ketika ditemui di kantornya.

Pengemudi sepeda motor yang seorang Mahasiswa hukum di salah satu Universitas di Jakarta itu, merasa benar dengan teorinya. Namun dibantah oleh pengendara mobil dan minta jalan tengah berupa Advice dari kepolisian sendiri.

“Di Undang-Undang sendiri tidak ada salah mobil ataupun motor, yang salah itu adalah kelalaian pengendara, teknik pengemudi, kontruksi jalannya, kondisi kendaraan, konsentrasi dari masing-masing pengendara dan jaga jarak aman. Idealnya berdasarkan hitungan rumus fisika antara kecepatan reaksi dengan kecepatan kendaraan itu sendiri, jika jarak amannya 40meter, berarti setengahnya.” Jelas petugas kepolisian itu lagi, dalam shift kerjanya Jam 08.00-20.00 Wib.
Petugas itu juga memaparkan bahwa kecepatan pengendara motor itu melebihi dari seharusnya, meskipun ia tidak bersalah. Karna kejadian persisnya, mobil cat hitam tersebut mengerem mendadak tepat didepan sepeda motor, hal ini dikarenakan di depan mobil cat hitam tersebut, juga ada mobil lain yang tiba-tiba berhenti akibat ulah sepeda motor didepannya lagi.

Petugas itu menambahkan, “pemaparan dari pengendara motor yang berprinsip, tak peduli mau motor nabrak mobil atau sebaliknya. Yang salah tetap pengendara mobil, itu hanya klise. Tidak bisa dijadikan pedoman untuk kedepannya. Karna di Undang-Undangnya bukan salah mobil salah motor tapi penyebabnya. Ada tiga, yang pertama faktor orang dalam mengemudikan kendaraan. Kedua faktor jalan, mungkin saat kondisi jalan menurun, juga harus menurunkan kecepatan, bukan malah tancap gas. Ketiga faktor kendaraan, bisa juga dalam penggunaan rem kendaraan dan sebagainya. Yang terakhir faktor teknologi, seperti kebiasaan ngobrol lewat handphone”.

Ditemui saat hendak pulang, didepan kantor kepolisian usai laporan Elias (39) pengendara motor memaparkan pembelaan dan persis kejadiannya. “pas penurunan fly over Pancoran, bapak yang bawa mobil tiba-tiba berhenti mendadak. Saya persis dibelakangnya. Inikan jalan raya, bukan jalan gang. Bisa dipersalahkan karna rem mendadak ini, akibatnya saya hampir jatuh dan menabrak lampu bagian kiri mobil itu. Untung saja saya masih bisa mengendalikan diri. Lampunya pecah sih, lampu depan motor saya juga pecah. Saya mahasiswa fakultas hukum hanya menegaskan, masalah perdamaiannya dimana, harus ada tindak tegas dari kepolisian setempat dulu, terlepas dari jalur damai diluar nantinya.”

Pada akhirnya, kedua pengendara tersebut menemui titik tengahnya dan memilih jalur damai. Meskipun terdapat luka dibagian tangannya. Tambah mahasiswa Universitas Bhayangkara itu lagi.

“bukan siapa yang salah ya, tapi kita harus membela diri lah. Dan hukum lah nanti yang menyelesaikannya. Tadi juga jalanan normal, tidak macet, jadi didepan mobil bapak ini juga ada mobil lain lagi yang berhenti mendadak karna ulah sepeda motor yang belok tiba-tiba didepannya. Jadi awak juga ikut berhenti lah.” Lanjut Elias dengan logat Sumatra-nya.

Ia juga membenarkan pemaparan pengendara mobil kepada pihak kepolisian, terkait pembelaan Elias menyangkut kecelakaan antara mobil dan motor, yang salah adalah mobil. “itukan dilihat dari korbannya sendiri, apakah ada lecet atau berdarah.” Seraya menyodorkan tangannya dengan luka kecil. “artinya bukan menuntut ganti rugi motor sebenarnya, Cuma saya sebagai calon hukum. Gimana gitu baiknya bapak itu bertanggung jawab, inisiatif membawa ke klinik atau semacamnya. Intinya kalo sengaja menabrak, bisa jadi pengendara mobil yang salah. Tapi kan ini kondisinya begini, saya juga ga sengaja. Dia mau lindungin yang didepan, akhirnya korban jadinya yang dibelakang. Orang hukum harus berfungsi sebagaimana layaknya, apa gunanya kita sebagai generasi penerus jika diam saja.” Ungkap Elias lagi. “Karna tidak diproses oleh hukum, maka barang bukti tidak ditahan.” Jelasnya saat ditanya lebih lanjut.


Sedankan pengendara Mobil, belakangan diketahui namanya, Tedi. Usai laporan kepada pihak kepolisian Langsung pulang tanpa memberikan keterangan.

Sabtu, 09 Mei 2015

Kisah Ramadhan “LINE EVENT”

Ramadhan tiba! Ramadhan tiba! Ramadhan tiba! Yaps. Kurang lebih satu bulan lagi, umat muslim akan kedatangan bulan paling berkah dari bulan lainnya, bulan ramadhan. Ga terasa ya, padahal baru kemaren deh semarak tahun baru digelar, yang sebentar lagi akan berganti dengan semarak ramadhan lalu diakhiri dengan kumandang kemenangan hari raya Idul Fitri.
Khusus bagiku, bulan baik ditahun ini adalah hal yang paling aku tunggu. Insyaallah aku akan berkumpul lagi bersama keluarga tercinta, setelah kurang lebih setahun di perantauan. Aku sangat berharap waktu bergulir cepat, UAS segera menyusul, dan aku sudah dirumah. Benar-benar rumah, bukan di kossan ukuran 3×4 ini. Bukannya tak bersyukur, tapi rumah selalu lebih nyaman. Bukan hanya bagiku, tapi juga bagi semua perantau di seluruh pelosok dunia. Aku juga merindukan teman-teman SMA, sudah lama ga gila bareng sama mereka. Ehehe
Ceritaku kali ini, dipersembahkan oleh akun Official “LINE EVENT”. Sudah beberapa bulan aku tak lagi menulis, lalu ada notif chat di Line tentang tulisan ini, aku bersemangat! Lebih karna tema nya, Ramadhan.
Aku rasa, Ramadhan ini akan jauh lebih berkesan, semoga, karna ada dari beberapa akun Official di Line bertemakan islami. Tentunya akan menyokong dan memberi postingan yang bermanfaat seputar kisah bulan suci ini, baik tentang amalan sunnah ataupun wajib dilakukan, kiat-kiat dalam menjalankan puasa, ataupun postingan bermanfaat lainnya mengenai hal-hal berkaitan dengan bulan suci Ramadhan.

Aku jadi ingat semasa kecil dulu, sering ke musholla terdekat rumah untuk melaksanakan shalat Zuhur , dilanjutkan dengan kegiatan mengaji hingga Ashar.
Ramadhan juga ajang dalam pencarian bakat Qary dan Qaryah nusantara. Baik pada zaman aku kecil dulu hingga sekarang, terhitung hari ke-17 Ramadhan selalu digelar MTQ (Muhasabah Tilawatil Qur’an). Aku pernah mengikutinya sekali, tidak menang, namun mendapatkan penghargaan berupa amplop.
Di desaku dulu, juga sering digelar pidato bergilir. Maksudnya beberapa dari kami, murid MDA , diberi tugas untuk mengadakan pengajian atau ceramah di musholla atau masjid terdekat pada malam hari setelah isya dan sebelum shalat Tarwih dilaksanakan. Tema bebas, tanda tangan dari pengurus mushola atau masjid sebagai bukti yang akan kami serahkan kepada guru seusai Ramadhan berakhir.
MDA  (Madrasah Diniyah Awaliah) adalah salah satu sekolah agama tingkat sekolah dasar yang mempelajari lebih banyak tentang islam yang di khususkan untuk anak-anak. Sekolah ini bertujuan untuk menanamkan konsep keagamaan sejak dini bagi anak-anak sebelum menginjak usia remaja.
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, tepatnya sehari sebelumnya. Masyarakat desaku mengenal istilah ‘Balimau’ yakni membersihkan diri sebelum menyambut datangnya Ramadhan.
Kreativitas masing-masing orang berbeda, ada yang benar-benar pergi ketempat pemandian, tempat wisata, ada pula yang lebih memilih ‘Balimau’ dirumah masing-masing. Namun semua perbedaan itu disatukan dengan acara tahunan yang digelar didepan kantor Wali Nagari. Namanya “Mancak-Mancak”.
Beberapa suku dan nagari di desaku, mengirim utusannya untuk membawakan adat istiadat khas Minang, ada yang menari piring, pencak silat, menari gelombang, dan pementasan lainnya.
Seakan tak bosan dengan kegiatan tahunan ini, masyarakat selalu menyempatkan diri hadir, tak pernah sepi, selalu ramai, dan meriah.
Acara yang digelar di lapangan terbuka ini, dipimpin oleh seorang ‘Niniak Mamak’ sebagai pembawa acara atau host. Yang memaparkan siapa saja dan apa saja pementasan yang akan digelar. Beberapa jajanan dari penjual tak kalah banyak, seperti di kota saja. Ehehe
Pementasan khas minang ini, ditutup dengan acara inti, “Balimau”. Salah seorang Niniak Mamak melemparkan air sejenis air jeruk diikuti dengan pelemparan beberapa jenis koin uang, yang disambut antusias oleh anak-anak nagari. Mereka dengan cekatan mengumpulkan semua koin itu, lalu mengantonginya dan dibawa pulang. Uniknya bukan dari segelintir daftar acara itu, namun kebersamaan yang tak pernah bosan dari masyarakat setempat.
Berakhirnya lemparan Bulir dari air jeruk itu, pertanda masyarakat setempat sudah siap menyambut datangnya bulan suci penuh berkah. Setidaknya dari kami semua harus terkena cipratan air tersebut, sudah tradisi.
Sebelum masyarakat bubar menuju rumah masing-masing, Niniak Mamak memaparkan beberapa penjelasan akan acara-acara lainnya yang akan digelar selama Ramadhan berlangsung. Baik yang dilaksanakan siang hari, maupun malam harinya. Termasuk dengan kegiatan rutin, Shalat Tarwih yang digelar seusai shalat Isya.
Keadaan di malam Ramadhan tak pernah sepi dengan adanya acara-acara tersebut, dibanding malam lainnya, sebulan itu ramai, penuh berkah. Ada yang bilang, saat itu setan-setan diikat di neraka, pintunya ditutup. Malaikat turun dari langit, pintu sorga terbuka lebar.
 “Jadi apa yang ditakutkan?” ujar salah seorang temanku, sehabis kita mengikuti acara MTQ.
Ramadhan kami serasa lebih berarti, karna banyaknya kegiatan bermanfaat dulunya. Meskipun saat ini beberapa kegiatan masih berjalan, namun tidak utuh seperti dulu.
Ramadhan berakhir dengan kumandang kemenangan pada 1 syawal, sebulan berikutnya. Setelah beberapa perbedaan pendapat dari pemerintah dan muhammadiyah perihal kepastian hari kemenangan ini.
Masyarakat antusias, menuju lapangan besar menunaikan ibadah penting usai bulan suci, Shalat I’d. ada yang memilih berjalan kaki, namun tak sedikit yang menggunakan kendaraan pribadi. Diawali dengan ceramah dari salah seorang ustad, kata sambutan dari petinggi negri, dan diakhiri dengan salam-salaman antara sesama jama’ah.

Ramadhan kali ini tentunya juga tak kalah ramai, apalagi dengan kehadiran teknologi canggih, gadget, dan lainnya. Terkhusus untuk aplikasi Line sendiri, semakin banyak akun Official islami tentu semakin baik. Postingan yang bermanfaat sangat membantu pengguna Line memanfaatkan bulan penuh berkah untuk beribadah semakin baik.
Sama halnya dengan aplikasi Instagram, yang mengahdirkan gambar-gambar juga video. Baik itu tentang islami ataupun non islami. Namun saya sendiri, sejauh ini, lebih nyaman dengan Line. Line juga meghadirkan akun Official lain seperti, tebak gambar, Line Quis, juga tak kalah dengan serunya permainan Get Rich. Beberapa aplikasi terkait Line juga banyak, seperti B612, yCon, dan game lainnya.
Pada aplikasi yCon, kita bisa bikin stiker kita sendiri. Disamping stiker lucu Line lainnya, stiker dari beberapa artis, dan film-film layar lebar, seperti Big Heroes.
Pada timeline Line, kita juga bisa sharing postingan akun Official tersebut dan sharing status kita sendiri, sharing tempat dan foto, macam Path saja, hehe. Disana kita bisa berbagi apapun jenis kegiatan yang kita lakukan, baik selama bulan Ramadhan ataupun setelahnya. Berbagi itu indah.

Demikian tulisan pendek ku, menyangkut cerita dan kisah saat bulan Ramadhan. Semoga ada manfaatnya!
Tentangku:
·         ID Line; fathia97
·         Instagram; @fhatiyaaa
·         Twitter; @fhatiyaaa
·         Path; Fathia Hidayatul Ramadhani

Terima kasih untuk Line, karna sudah menginspirasiku menulis kisah ini. Mengenang kejadian masa lalu, semasa bocah. Semoga Line semakin baik dan semakin banyak pengguna kedepannya. Marhaban Yaa Ramadhan J
                                

Sabtu, 28 Maret 2015

Tabrakan di depan IISIP Jakarta

Lenteng Agung, Jakarta Selatan dihebohkan dengan peristiwa tabarakan menimpa pengendara motor secara tak sengaja disenggol oleh sebuah mobil.

Kecelakaan yang terjadi sore hari menjelang maghrib itu sempat mengundang kepanikan warga setempat. Beberapa dari mereka ribut di tengah jalan membicarakan seputar kejadian yang berlangsung tepat di depan kampus tercinta IISIP Jakarta.

“pengendara sepeda motor melaju di depan mobil bercat putih tersebut, lalu ditabrak dari belakang.” Jelas salah seorang saksi wanita yang menyaksikan langsung kejadian dan merupakan Mahasiswa IISIP Jakarta.

Tak ada korban jiwa terkait kasus ini, namun entah berapa kerugian yang ditimbulkan akibat goresan antara mobil dan motor belum diketahui jelas.

Dalam kasus ini, pengendara motor sebagai korban. Pemilik mobil yang bertindak sebagai tersangka itu, berniat bertanggung jawab atas kerusuhan yang dibuatnya. Seketika ia berhenti dan menyelesaikan sengketa dengan cuaca gerimis sehabis hujan (28/03).


Setelah berunding, baik pengendara motor ataupun mobil, juga warga setempat bubar dari lokasi kejadian.

Rabu, 11 Maret 2015

berbagai kejadian yang dialami pengguna setia KRL Commuter Line

Jum’at 27 Februari 2015, telah terjadi keributan didalam area stasiun tempat pemberhentian kereta berlangsung di stasiun kereta Tebet yang di penuhi sesak penumpang saat itu. Bagian pembelian dan refund tiket mengalami antrian panjang hingga batas parkiran bagian belakang. Silih berganti penumpang melewati batas antara masuk dan keluar stasiun, melakukan check in dan check out. Banyak juga diantara mereka yang berpatung sekitar area antrian tiket, bukan karna ingin menambah saldo, membeli tiket, ataupun refund. Tapi menunggui beberapa teman yang sedang antri.
Kejadian tak kurang dari lima belas menit ini cukup menggemparkan pengguna setia KRL Commuter Line. Entah berasal dari mana, seorang bocah laki-laki melintas tepat ditengah rel kereta, berlari kecil menuju jalan penyebrangan yang dibuat khusus. Tak ada yang tau, apa yang anak kecil kira-kira usia tujuh tahun itu lakukan, apakah ada orangtua nya disana atau tidak. Hampir semua orang berteriak menyaksikan, karna posisi kereta api saat itu berada tak jauh dari bocah yang melompat dari tempat duduk penunggu menuju rel bawah kereta. Beruntung kereta tersebut datang saat bocah kecil itu sampai dulu di jalan penyebrangan dan langsung ditarik oleh petugas ke seberang.
Tak hanya penumpang dalam kereta yang histeris, antrian panjang tiket pun dihebohkan. Ada yang bergumam,”tu bocah ga mikir apa! Coba deh pas kereta melintas, abis dah tu.” Yang lain pun menimpali,”mana lagi tuh orangtuanya. Anak kecil di kereta bukannya dijagain,” ricuh seketika. Pandangan mata antrian tiket penumpang tak lengah menatap was-was, takut, dan sesekali jengkel karna sikap anak itu. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakata luar stasiun, banyak komentar saat itu. Hingga lunturlah satu-persatu antrian penumpang, segera check in memasuki area stasiun tempat kejadian tadi berlangsung. Ada yang dengan cepatnya menyorong ingin melihat, siapa bocah nakal yang hampir saja ternggut nyawa nya itu. Sebagian yang lain masih sibuk dengan perbincangan mereka seputar kejadian tadi.
Kereta jurusan Bogor pun datang, padat. Memang selalu begitu. Jika sore kereta menuju bogor memang ‘sangat’ padat. Sama halnya dengan kereta jurusan Bekasi. Sedangkan pagi harinya, jurusan berlawanan sebaliknya yang padat. Baik itu menuju Jakarta Kota maupun Tanah Abang. Hal ini sudah menjadi pemandangan ‘sangat biasa’ bagi pengguna setia KRL, banyak kejadian menegangkan yang tak hanya terjadi di stasiun, namun juga saat kereta melaju. Saat penumpang berbondong menegejar lajur kereta, ramai. Ada diantara mereka yang tak ‘dengan cepat’ memasuki kereta segera, dan jadilah jari mereka ataupun satu bagian kaki mereka terjepit dipintu. Entah memang masinis yang terlalu cepat menutup pintu atau mereka yang lalai. Hal ini tentu saja mengganggu perjalanan, mengakibatkan keterlambatan, baik itu akan pergi maupun ke perjalanan pulang. Berbagai peringatan tak lengah diumumkan masinis, mereka juga mencetak berbentuk pamphlet kecil lalu ditempelkan disemua gerbong kereta. Namun kejadian ini selalu saja ada, seakan rutinitas saja. Meskipun tidak setiap hari.
Keributan terkadang juga terjadi pada gerbong pertama dan terakhir, gerbong khusus wanita. Karna kebanyakan isinya wanita, mereka tak mau tau satu sama lain. Layaknya di gerbong laki-laki, ada diantara mereka yang mempersilahkan dududk ibu-ibu atau perempuan lainnya jika berdiri. Tak semuanya memang, namun setidaknya mereka menghormati. Tidak dengan gerbong pertama dan terakhir ini, ada ibu-ibu hamil dan menggendong anak kecil menaiki kereta, sebagian remaja yang duduk malah tak perduli. Mereka sibuk terlelap dikursinya tanpa memperdulikan ibu-ibu itu. Secara tak langsung mereka seolah mengoceh,”udah tau hamil. Masi aja naek kereta, ga tau diri tuh,” batin mereka. Disisi lain, ada benarnya juga raut muka omongan tak langsung remaja ini, namun bagiamana keharusan membuat ibu-ibu itu naek kereta, dalam kata ‘terpaksa’ , siapa yang tau.

Hal-hal menegangkan terkadang juga menghampri masinis, semisal jika cuaca tak mendukung. Ada-ada saja bencana. masinis harus memberhentikan sementara perjalanan, seperti pohon tumbang. Juga saat Kereta penuh dibeberapa stasiun lintasan. Saat di Manggarai misalnya, kereta seperti macet saja layaknya angkot. Meskipun demikian, penumpang KRL dari hari ke hari tak mengalami perubahan sedikitpun, malah semakin banyak. Bukannya mereka tak takut akan resiko, namun taka da jalan lain. Karna menempuh jalan darat dengan angkot atau bus akan mengakibatkan keterlambatan bagi segala aktivitas mereka. [FHR]

Selasa, 24 Februari 2015

Tempat perbelanjaan ITC Depok, Jawa Barat telah diledakkan oleh bom yang berasal dari toilet pria di lantai UG. Tak ada korban jiwa ataupun luka-luka akibat kejadian ini. Meskipun kerusakan yang terjadi tidak begitu parah, namun kejadian yang terjadi pada 23/02 tepatnya pukul 18.00 WIB mengundang kepanikan warga setempat. Disinyalir kejadian ini dilatarbelakangi untuk menutupi kasus yang sedang maraknya saat ini. Ada dugaan ledakan bom ITC Depok ini sebuah pesan bahwa calon Kapolri Badrodin Haiti itu sangat berpengalaman dalam menangani terorisme. Badrodin Haiti sendiri pernah menjadi Kapolda Sulteng. Ia berhasil memadamkan kelompok teroris di Poso. Walaupun dalam berbagai kasus, ia dituding melakukan pelanggaran HAM.
Sangat disayangkan memang, ledakan ini digunakan hanya untuk kepentingan. Bukan didasarkan kecelakaan ataupun kriminalitas belaka. Bukankah banyak warga yang jadi korbannya? Bagaimana jika seandainya ada korban? Pihak mana yang akan bertanggung jawab?
Terlepas dari makna dan maksud tertentu, bukankah hidup mati seseorang  lebih penting dibanding apapun yang paling berharga disuatu Negara? Ataukah oknum tertentu rela mengorbankan jiwa masyarakat, seandainya ada, hanya untuk kepentingan mereka? Its Not Fair! Sungguh pengalihan yang ‘tidak’ sangat tepat jika menyangkut nyawa seseorang.
Terlebih sebelumnya, Januari silam juga digemparkan dengan kejadian begal di beberapa titik rawan di Kota Depok. Aksi ini terjadi dini hari seketika kebanyakan orang terlelap, namun bagaimana dengan masyarakat berkepentingan untuk keluar dikisaran jam ini? Mendatangkan rasa takut bukan? Aksi tak bertanggung jawab diduga ulah remaja labil ini tentunya menjadi kepanikan tersendiri bagi warga sekitar.
14247970231525948010
Tv One 23/02 21.49
Saya pribadi mendengar beberapa kabar burung, yang berasumsi ‘Depok Kota Kriminal’. Ada apa dengan Depok? Kota yang dulunya dikenal aman, sejuk, kini secara increase menjadi ‘Kota Kriminal’. Saya terus bertanya, dimana peran aparat yang berwenang untuk semua kejadian ini. Saya sudah lihat dibeberapa media akan keterlibatan polisi mengusut tuntas kasus ini, namun bukankah dari warga sendiri, khususnya yang berdomisili di Depok masih memiliki ketakutan yang nyata. Belum lagi kasus ITC ini.
Maka dari itu, saya mewakili masyarakat luas yang sependapat dengan saya, mengajukan permohonan pada aparat kepolisian ataupun pihak yang berwenang untuk meningkatkan keamanan guna memberi rasa nyaman kepada masyarakat, penanganan lebih intens, hukuman setimpal agar pelaku kejahatan jera akan perbuatannya. Seperti, menurukan lebih banyak kepolisian di titik rawan terjadinya kriminalitas di Depok. Memperbanyak pemasangan CCTV di tempat-tempat yang memungkinkan dicurigai  di pusat perbelanjaan yang ada di Depok. Intinya keamanan masyarakat lebih penting bukan?
Dan kepada oknum tertentu, yang mungkin menjadikan ledakan di ITC sebagai pengalihan, Berfikirlah sebelum bertindak! #SAVEDEPOK